Perumusan strategi
atau formulasi strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan
yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan
strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai
tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik.
Morton (1996 : 17-22)
mengatakan bahwa ada keterikatan yang saling menunjang
antara Struktur Organisasi & Budaya Perusahaan, Teknologi, Peran
Individu, Struktur Organisasi dan Proses Manajemen yang dipengaruhi oleh
Lingkungan Sosio-Ekonomis External dan Lingkungan Teknologi External dalam
metodologi pembentukan Strategi Formulasi seperti digambarkan dalam gambar
berikut :
Untuk itu, ada beberapa langkah yang menurut penulis perlu
dilakukan oleh perusahaan (PT. Telkom Indonesia) dalam menentukan analisa strategi manajemen antara lain sebagai berikut :
1. Matriks IFE
NO
|
KEY
INTERNAL FACORS
|
WEIGHT
|
RATING
|
WEIGHTED
SCORE
|
NOTE
|
STRENGTHS
|
|||||
1
|
Perusahaan
pertama di Indonesia dari segi SAP Customer Center of Expertise (“CCoE”)
|
0,042857
|
3
|
0,128571
|
David-laporan
tahunan
|
2
|
Perusahaan
yang berkinerja bagus dengan TelkomVision sebagai produk TV berbayarnya
|
0,025
|
2
|
David-laporan
tahunan
|
|
3
|
Perusahaan
dengan pertumbuhan penjualan tertinggi (800% dalam waktu setahun) dari TV
berbayarnya.
|
0,042857
|
3
|
0,128571
|
David-laporan
tahunan
|
4
|
Perusahaan
dengan merek teratas pada tahun 2012 produk Indihome, Flexi pascabayar dan
Flexi pra-bayar dari Frontier Consulting Group dan Majalah Marketing.
|
0,025
|
2
|
0,05
|
David-laporan
tahunan
|
5
|
Perusahaan
kedua kategori Kesehatan Ibu dan Anak di Sektor Swasta untuk implementasi
i-CHAT (I Can Hear and Talk/aplikasi pembelajaran bahasa untuk tuna rungu)
dari Kantor Urusan Khusus Presiden Republik Indonesia.
|
0,025
|
2
|
0,05
|
David-laporan
tahunan
|
6
|
Perusahaan
penyedia Call Center Service terbaik pada tahun 2012
|
0,0625
|
4
|
0,25
|
David-laporan
tahunan
|
7
|
The
Best Environmental Responsibility dan The Best Investor Relations
Professional
|
0,042857
|
3
|
0,128571
|
David-laporan
tahunan
|
8
|
Pemimpin
Perusahaan Penggerak Kewirausahaan, atas komitmen Telkom dalam menjalankan
peran Good Corporate Citizenship
|
0,042857
|
3
|
0,128571
|
David-laporan
tahunan
|
9
|
Operator
CDMA dan GSM terbaik melalui Telkom Flexi dan Telkomsel
|
0,025
|
2
|
0,05
|
David-laporan
tahunan
|
10
|
Indonesia
Enterprise Risk Management dari Majalah Business Review.
|
0,025
|
2
|
0,05
|
David-laporan
tahunan
|
11
|
The World’s Biggest Public Companies dari Majalah Forbes
|
0,0625
|
4
|
0,25
|
David-laporan
tahunan
|
12
|
Perusahaan
dengan strategi dan taktik terbaik
|
0,0625
|
4
|
0,25
|
David-laporan
tahunan
|
13
|
Sales Management dan Communication Management terbaik 2012
|
0,042857
|
3
|
0,128571
|
David-laporan
tahunan
|
14
|
Perusahaan
terbaik secara keseluruhan
|
0,0625
|
4
|
0,25
|
David-laporan
tahunan
|
15
|
Best
Sustainability Report 2011 untuk kategori Sektor Jasa
|
0,0625
|
4
|
0,25
|
David-laporan
tahunan
|
WEAKNESS
|
|||||
1
|
Anggaran
belanja besar untuk infrastruktur dan perubahan perkembangan teknologi
|
0,0625
|
4
|
0,25
|
David-laporan
tahunan
|
2
|
Umur
masa operasional infrastruktur (satelit) yang terbatas
|
0,0625
|
4
|
0,25
|
David-laporan
tahunan
|
3
|
Penyerapan
anggaran CAPEX yang belum optimal akibat penundaan proyek infrastruktur
|
0,042857
|
3
|
0,128571
|
David-laporan
tahunan
|
4
|
Penurunan
pendapatan dari layanan fixed wireline dan fixed wireless
|
0,042857
|
3
|
0,128571
|
David-laporan
tahunan
|
5
|
Pendapatan
dari entitas lain belum berperan(kecuali Telkomsel)
|
0,025
|
2
|
0,05
|
David-laporan
tahunan
|
6
|
Margin
keuntungan menurun karena persaingan dalam industri ketat
|
0,0625
|
4
|
0,25
|
David-laporan
tahunan
|
7
|
Tidak
berhasil mengelola risiko nilai tukar mata uang asing
|
0,025
|
2
|
0,05
|
David-laporan
tahunan
|
8
|
Menurunnya
pendapatan dari layanan suara telepon kabel,
|
0,025
|
2
|
0,05
|
David-laporan
tahunan
|
TOTAL
|
1.00
|
2,4
|
2. Matriks EFE
NO
|
Key
External Factors
|
Weight
|
Rating
|
Score
|
Keterangan
|
Opportunities
|
|||||
1
|
Kemajuan
teknologi membuat kecepatan dan kapasitas jaringan menjadi bertambah besar
seperti teknologi 4G-LTE (long-term evolution)
|
0.10
|
1
|
01.10
|
David-laporan
tahunan
|
2
|
Kesempatan
di negara-negara berkembang (Bangladesh, Myanmar)
|
0.05
|
2
|
01.0
|
David-laporan
tahunan
|
3
|
Wilayah
Indonesia yang luas belum sepenuhnya dikover, terutama di luar Jawa
|
0.05
|
4
|
0.20
|
David-laporan
tahunan
|
4
|
Perubahan
perilaku konsumen dari pengguna voice dan sms menjadi pengguna data, terutama
untuk gambar, musik dan video.
|
0.10
|
3
|
0.30
|
David-laporan
tahunan
|
5
|
Meningkatnya
pelanggan broadband internet baik mobile maupun fixed
|
0.10
|
3
|
0.30
|
David-laporan
tahunan
|
6
|
Kerja-sama
antar perusahaan telekomunikasi, seperti penggunaan BTS bersama.
|
0.05
|
2
|
0.10
|
David-laporan
tahunan
|
7
|
Meningkatnya
pendapatan masyarakat Indonesia yang ditandai dengan bertambahnya kelas
menengah (middle-class and affluents)
|
0.05
|
3
|
0.15
|
David-laporan
tahunan
|
8
|
Kesempatan untuk masuk ke negara-negara yang bergabung
dalam Asean Economic Community
|
0.05
|
2
|
0.10
|
David-laporan
tahunan
|
Threats
|
|||||
1
|
Kompetisi
yang meningkat antar operator seluler dan broadband yang menurunkan profit
margin
|
0.10
|
3
|
0.30
|
David-laporan
tahunan
|
2
|
Bertambah tidak amannya internet bagi anak di bawah
umur
Teknologi
saat ini cepat menjadi using
|
0.05
|
3
|
0.15
|
David-laporan
tahunan
|
3
|
Kompetisi
dari perusahaan telekomunikasi dari negara AFTA, Asean Economic Community
|
0.05
|
2
|
0.10
|
David-laporan
tahunan
|
4
|
Kondisi
makro tempat perusahaan telekomunikasi berada (inflasi, kestabilan politik,
pertumbuhan ekonomi)
|
0.05
|
4
|
0.20
|
David-laporan
tahunan
|
5
|
Aturan
dari pemerintah terutama yang berhubungan dengan penggunaan, pembagian dan
lelang spektrum
|
0.10
|
1
|
0.10
|
David-laporan
tahunan
|
6
|
Rendahnya
biaya untuk berpindah antar perusahaan seluler
|
0.05
|
4
|
0.20
|
David-laporan
tahunan
|
7
|
Teknologi
saat ini cepat menjadi using
|
0.05
|
2
|
0.10
|
David-laporan
tahunan
|
Total
|
1.00
|
2.50
|
3. Matriks CPM
Telkom
|
Bakrie
|
Indosat
|
|||||
Critical
Success Factors
|
Weight
|
Rating
|
Scoring
|
Rating
|
Scoring
|
Rating
|
Scoring
|
Technological
Advance
|
0,15
|
4
|
0,1242
|
3
|
0,12
|
3
|
0,025
|
Product
Quality
|
0,12
|
3
|
0,1225
|
2
|
0,095
|
4
|
0,193
|
Price
competitiveness
|
0,095
|
2
|
0,1374
|
4
|
0,15
|
4
|
0,193
|
Management
|
0,12
|
3
|
0,1242
|
3
|
0,12
|
2
|
0,051
|
Financial
Position
|
0,15
|
4
|
0,1242
|
3
|
0,12
|
3
|
0,025
|
Customer
Loyalty
|
0,095
|
2
|
0,1225
|
2
|
0,095
|
4
|
0,193
|
Global
expansion
|
0,15
|
4
|
0,1225
|
2
|
0,095
|
3
|
0,025
|
Market
Share
|
0,12
|
3
|
0,1225
|
2
|
0,095
|
4
|
0,193
|
Total
|
1,00
|
1,1672
|
1,15
|
0,949
|
|||
4. Matriks SWOT
SWOT MATRIX
|
Strengths (Kekuatan)
1.
Infrastruktur yang
kuat dan terluas di Indonesia
2.
Budaya perusahaan
sudah terintegrasi dengan bagus
3.
Produk terbaik
4.
Hubungan didalam
penyelenggara perusahaan dapat terbina dengan baik.
5.
Cakupan jaringan
pemasaran yang luas serta kuat.
|
Weakness (Kelemahan)
1. Anggaran belanja besar untuk infrastruktur dan perubahan perkembangan
teknologi
2. Umur masa operasional infrastruktur (satelit) yang terbatas
3. Penurunan pendapatan dari layanan fixed wireline dan fixed wireless
4. Pendapatan dari entitas lain belum berperan
5. Marjin keuntungan turun
|
Opportunities (Peluang)
1. Kemajuan teknologi
2. Kesempatan di negara-negara berkembang
3. Wilayah Indonesia yang luas
4. Perubahan prilaku konsumen
5. Meningkatknya pelanggan broadband internet
6. Join venture antar perusahaan telekomunik
7. Meningkatnya pendapatan masyarakat Indonesia
8. Bisa masuk ke negara-negara ASEAN Economic Community
|
Strategi SO
1.
Pengembangan bisnis
pada data internet vas fixed wireline dengan mengacu pada inovasi nilai.
2.
Menigkatkan
pemasaran untuk mencapai beberapa titik yang belum terjangkau.
3.
Maintenance
infrastruktur dan update serta upgrade secara berkala.
4.
Menggunakan peran
pemerintah untuk bekerjasama dengan negara AFTA dan AEC (S1, O8)
|
Strategi WO
1.
Anggaran belanja
lebih di tekan lagi
2.
Masa operasional
infrastruktur tidak dibatasi
3.
Menawarkan produk
khusus untuk pangsa pasar di negara berkembang (W5, O2)
4.
Bekerjasama dengan
negara AFTA dan AEC untuk mengembangkan produk yang inovatif (W5, O8)
|
Threats (Ancaman)
1. Kompetisi yang meningkat antar operator seluler dan broadband yang
menurunkan profit margin
2. Bertambah tidak amannya internet bagi anak di bawah umur
3. Kompetisi dari perusahaan telekomunikasi
4. Kondisi makro tempat perusahaan telekomunikasi
5. Aturan dari pemerintah
6. Pengguna telepon selular tidak loyal
|
Strategi ST
1.
Selalu mengikuti
perubahan teknologi yang terjadi.
2.
Bekerja sama dengan
pemerintah dengan cara mendukung programprogram pemerintah yang sejalan
dengan visi-misi perusahaan.
3.
Menggunakan brand
yang kuat untuk mendukung peraturan Menfkominfo sebagai standar bagi
kompetitor (S2, T6)
4.
Melakukan kerja
sama dengan kompetitor (S6, T4)
|
Strategi WT
1. Menambah infrastruktur untuk mengakses daerahdaerah
yang sulit dicapai.
2.
Memperbaiki system
birokrasi.
3.
Pengabungan entitas
bisnis agar lebih kompetitif dan promosi digencarkan agar pasar lebih mengetahui
produk dan manfaatnya. (W5,T4)
|
5. Matriks SPACE
Untuk memperkirakan kekuatan financial
dan persaingan industri PT. Telkom dapat ditunjukan dari Strategic Position
and Action Evaluation (SPACE) Matrix. Dari SPACE Matrix akan didapat
strategi yang dapat dilakukan dan dipilih sesuai dengan kuadran yang ditempati
PT. Telkom.
Industry Position
|
Competitive Position
|
Conclusion
|
||
Growth Potensial
|
6,0
|
Market share
|
2,0
|
|
Profit Potensial
|
6,0
|
Product quality
|
3,0
|
|
Financial Stability
|
5,0
|
Customer Loyalty
|
2,0
|
|
Extent Leveraged
|
5,0
|
Capacity Utilization
|
3,0
|
|
X axis
|
5,5
|
2,5
|
3,5
|
|
Financial Position
|
Stability Position
|
|||
Return on Investment
|
7,0
|
Technological Changes
|
5,0
|
|
Leverage
|
6,0
|
Demand Variability
|
4,0
|
|
Liquidity
|
6,0
|
Barriers to entry into
market
|
2,0
|
|
PER
|
5,0
|
Competitive Pressure
|
3,0
|
|
Y axis
|
6,0
|
3,5
|
2,5
|
6. Matriks BCG
Berikut adalah
pendapatan Telkom :
Data pendapatan di atas dikategorikan sesuai dengan SBU baru yang diusulkan sehingga didapat data pendapatan :
Telkom memiliki 7 SBU
yaitu Mitratel,Telkom Metra,Telkomsel,Telin,Telkom Akses,Pins, dan Patrakom.
Untuk analisis BCG Matrix ini selain 11 SBU di atas ditambahkan lagi induk
perusahaan yaitu Telkom yang juga memiliki
produk utama: broadband internet (Indihome) 173,9 juta pelanggan
seluler dengan 60 juta pelanggan mobilebroadband dan 4,3 juta pelanggan fixed
broadband dengan 1,62 juta pelanggan IndiHome per akhir tahun 2016.
Melalui Telin,Telkom berhasil menyelesaikan pembangunan data center berkelas
dunia seluas 20.000 m2 di Jurong - Singapura. Data center multi tier yang
terdiri dari Tier-3 dan Tier-4 ini menyasar segmen korporasi regional maupun
global. Hingga akhir 2016, Telkom memiliki fasilitas data center seluas total
sekitar 95.000 m2 sehingga Telin termasuk star bersama dengan telkom metra.
Dengan total
pelanggan seluler lebih dari 325 juta orang di Indonesia, Telkomsel memiliki
market share terbesar yaitu 40%, (131 juta pelanggan). Namun ruang untuk tumbuh
sudah tidak banyak, sehingga Telkomsel termasuk cash cows walaupun merupakan
SBU yang menyumbangkan profit terbesar.Selain Telkomsel,IndiHome dan Pins juga termasuk
cash cows dengan 173,9 juta pelanggan seluler dengan 60 juta pelanggan
mobilebroadband dan 4,3 juta pelanggan fixed broadband dengan 1,62 juta
pelanggan IndiHome per akhir tahun 2016.
Mitratel sebagai
layanan penyedia BTS termasuk dogs karna hanya menyumbangkan sedikit
profit.Sama halnya dengan Mitratel,Patrakom juga termasuk dogs karna hanya
menyumbangkan sedikit profit.Untuk SBU lainnya, seperti Telkom Akses dan
Patrakom masih termasuk dalam Question Mark dan belum bisa memberikan
kontribusi signifikan bagi Telkom.
7. Matriks IE
Dari hasil EFE Matrix, yaitu 2.50, dan IFE
Matrix, yaitu 2.4, maka Telkom berada pada kuadran V dari IE Matrix. Posisi
kuadran V artinya Telkom berada pada posisi hold and maintain dengan dua opsi
strategi yaitu: market penetration dan product development.
Strategi yang diusulkan dengan pendekatan ini adalah mengembangkan produk baru untuk selular yaitu koneksi 4G-LTE dan pengembangan jaringan fixed broadband dengan memperluas jaringan fibre optic. Pengembangan yang lain adalah meningkatkan pemakaian.
8. Matriks Grand Strategy
9. Matriks QSPM
No
|
QSPM
|
BOBOT
|
ANAK PERUSAHAAN
|
PRODUK DAN LAYANAN
|
||
AS
|
TAS
|
AS
|
TAS
|
|||
KEKUATAN
|
||||||
1
|
Infrastruktur yang
kuat dan terluas di Indonesia
|
0,15
|
4
|
0,6
|
4
|
0,6
|
2
|
Budaya perusahaan
sudah terintegrasi dengan bagus
|
0,13
|
4
|
0,52
|
3
|
0,39
|
3
|
Produk terbaik
|
0,1
|
3
|
0,3
|
4
|
0,4
|
4
|
Hubungan didalam
penyelenggara perusahaan dapat terbina dengan baik.
|
0,07
|
3
|
0,21
|
2
|
0,14
|
5
|
Cakupan jaringan
pemasaran yang luas serta kuat.
|
0,15
|
4
|
0,6
|
4
|
0,6
|
KELEMAHAN
|
||||||
1
|
Anggaran belanja besar
untuk infrastruktur dan perubahan perkembangan teknologi
|
0,1
|
3
|
0,3
|
3
|
0,3
|
2
|
Umur masa operasional
infrastruktur (satelit) yang terbatas
|
0,15
|
4
|
0,6
|
4
|
0,6
|
3
|
Penurunan pendapatan
dari layanan fixed wireline dan fixed wireless
|
0,05
|
2
|
0,1
|
4
|
0,2
|
4
|
Pendapatan dari
entitas lain belum berperan
|
0,05
|
2
|
0,1
|
4
|
0,2
|
5
|
Marjin keuntungan
turun
|
0,05
|
2
|
0,1
|
3
|
0,15
|
TOTAL
|
1
|
3,43
|
3,58
|
|||
PELUANG
|
||||||
1
|
Kemajuan teknologi
|
0,15
|
4
|
0,6
|
4
|
0,6
|
2
|
Kesempatan di
negara-negara berkembang
|
0,12
|
4
|
0,48
|
4
|
0,48
|
3
|
Wilayah Indonesia yang
luas
|
0,05
|
4
|
0,2
|
4
|
0,2
|
4
|
Perubahan prilaku
konsumen
|
0,03
|
3
|
0,09
|
3
|
0,09
|
5
|
Meningkatknya
pelanggan broadband internet
|
0,07
|
4
|
0,28
|
4
|
0,28
|
6
|
Join venture antar
perusahaan telekomunikasi
|
0,05
|
4
|
0,2
|
3
|
0,15
|
7
|
Meningkatnya
pendapatan masyarakat Indonesia
|
0,03
|
3
|
0,09
|
3
|
0,09
|
8
|
Bisa masuk ke
negara-negara ASEAN Economic Community
|
0,1
|
4
|
0,4
|
4
|
0,4
|
ANCAMAN
|
||||||
1
|
Kompetisi yang
meningkat antar operator seluler dan broadband yang menurunkan profit margin
|
0,15
|
3
|
0,45
|
4
|
0,6
|
2
|
Bertambah tidak
amannya internet bagi anak di bawah umur
|
0,1
|
3
|
0,3
|
4
|
0,4
|
3
|
Kompetisi dari
perusahaan telekomunikasi
|
0,03
|
4
|
0,12
|
3
|
0,09
|
4
|
Kondisi makro tempat
perusahaan telekomunikasi
|
0,03
|
4
|
0,12
|
3
|
0,09
|
5
|
Aturan dari pemerintah
|
0,04
|
3
|
0,12
|
3
|
0,12
|
6
|
Pengguna telepon
selular tidak loyal
|
0,05
|
2
|
0,1
|
4
|
0,2
|
TOTAL
|
1
|
3,55
|
3,79
|
|||
TOTAL INTERNAL DAN
EKSTERNAL
|
6,98
|
7,37
|
Hierarky of Policies (Annual Objective)
a. Company Strategy
Untuk mendukung pertumbuhan bisnis secara efektif, Telkom Group menerapkan
pendekatan strategic control untuk menyelaraskan unit bisnis,unit fungsional
dan anak perusahaan agar proses dapat berjalan lebih terarah, bersinergi, dan
efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.
Beberapa strategi yang dilakukan :
* Menyediakan layanan telekomunikasi dan
teknologi informasi,di antaranya interkoneksi, sirkit
langganan,satelit,VSAT,contact center,broadband access,data center,big data,
dan akses internet kepada para pelanggan korporasi, UKM, lembaga
Pemerintahan,serta pelanggan wholesale dan internasional.
* Menyediakan
layanan telekomunikasi selular bergerak dan nirkabel tidak bergerak kepada
pelanggan perorangan.
* Menyediakan
layanan telekomunikasi telepon tidak bergerak,TV berlangganan, data, dan internet kepada pelanggan
perumahan.
* Menyediakan
penyewaan dan pengelolaan gedung perkantoran, pengembangan hotel dan manajemen
transportasi.
Untuk melayani pelanggan
dengan lebih baik, sekaligus menumbuhkan bisnis digital, Telkom Group terus
melakukan investasi pada infrastruktur yang meliputi jaringan akses, jaringan
backbone hingga data center.Jaringan fiber optik yang terbentang antar pulau
dan lintas benua menjadi pondasi pertumbuhan bisnis digital Telkom.
Strategi tanggung jawab
sosial Telkom Group merujuk pada konsep 3P profit-people-planet dan paradigma
“Telkom ada untuk Indonesia, tumbuh dan berkembang bersama-sama masyarakat
Indonesia”. Sejalan dengan hal tersebut, Telkom Group menjalankan tanggung
jawab sosial dalam 2 kategori program, yaitu Program Tanggung Jawab Sosial
(TJSL Telkom) yang dijalankan Telkom Group dan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL) yang dimandatkan kepada Telkom sebagaiBUMN.
Strategi
Dan Lingkup Kegiatan :
Pelaksanaan TJSL Telkom memiliki tema “Telkom
Indonesia Untuk Indonesia” yang mencakup isu-isu tanggung jawab sosial Telkom
yang dianggap relevan dan signifikan, dengan menekankan pada tiga prinsip TJSL
Telkom, yaitu:
* Lingkungan digital, yaitu pengembangan,
penyediaan,dan pengelolaan infrastuktur
telekomunikasi dan beragam fasilitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
untuk mendukung dan menghubungkan seluruh aktivitas masyarakat, termasuk aktivitas
pelestarian lingkungan hidup.
* Masyarakat digital, yaitu
mendukung pemberdayaan komunitas melalui edukasi tentang pemanfaatan TIK secara
optimal untuk memudahkan aktivitas kehidupan masyarakat sehari-hari.
* Ekonomi digital, yaitu
pengembangan fasilitas TIK diberbagai layanan umum yang digunakan oleh
masyarakat, serta dukungan terhadap usaha mikro dan menengah, terutama di
sektor industri kreatif, terkait dengan optimalisasi pemanfaatan TIK. Prinsip
TJSL Telkom tersebut diterapkan dalam berbagi program yang mencakup tanggung
jawab sosial terhadap pelanggan, karyawan dan lingkungan hidup serta pengembangan
sosial ekonomi masyarakat.
b. Divisional Objective
b. Divisional Objective
Di tahun 2017, Telkom menargetkan pendapatan untuk tumbuh
di atas industri, dalam rangka mempertahankan dominasinya di pasar seluler, dan
meningkatkan foot print di pasar fixed broadband. Margin EBITDA dan margin Net
Income diperkirakan akan mengalami sedikit penurunan seiring dengan semakin meningkatnya
porsi bisnis digital,dan menurunnya porsi pendapatan dari layanan legacy, yaitu
suara (voice) dan SMS. Telkom juga mengalokasikan capital expenditure sekitar
23% - 25%, dengan fokus untuk membangun infrastruktur broadband baik di segmen
seluler maupun fixed-line.
Secara umum rancangan
strategi Telkom Group untuk tahun 2017 dapat dilihat berikut ini:
c. Production
Department Objective
Di tengah pertumbuhan ekonomi global yang masih terbatas, Biro Pusat Statistik
(BPS) mencatat bahwa ekonomi Indonesia pada tahun 2016 masih lebih baik
dibanding tahun sebelumnya, yaitu tumbuh sebesar 5,02% dibandingkan tahun 2015
tumbuh sebesar 4,88%. Industri telekomunikasi yang sedang mengalami
transformasi menuju bisnis digital mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik
yaitu 8,87%. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan layanan telekomunikasi
yang berbasis digital semakin meningkat, bahkan telah menjadi bagian dari
kebutuhan dasar masyarakat Indonesia.
Strategi dan kerja keras yang dilakukan
sepanjang tahun 2016 memberikan hasil yang menggembirakan, dengan berhasilnya
Telkom membukukan kinerja keuangan dan operasional yang sangat baik. Pendapatan
konsolidasi tumbuh sebesar 13,5 % menjadi Rp 116,3 triliun.Segmen Data,
Internet dan Teknologi Informasi, yang menjadi pendorong utama pertumbuhan,
meningkat sebesar 31,5%. Kontribusi segmen ini terhadap total pendapatan Telkom
meningkat cukup signifikan, yaitu dari 31,9% di tahun 2015 menjadi 37% di tahun
2016. Hal ini menandakan bahwa Perseroan sudah menuju ke arah yang benar untuk
menjadi digital telecommunication company sebagaimana yang kami targetkan.
Perseroan juga mencatat pertumbuhan pendapatan sebelum bunga, pajak,
depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang cukup tinggi, yaitu sebesar 15,7%
menjadi Rp 59,5 triliun. Marjin EBITDA naik sedikit menjadi menjadi 51,1%
dibanding 50,2% pada tahun sebelumnya, walaupun biaya operasi meningkat sejalan
dengan pembangunan infrastruktur baik pada segmen selular maupun fixed
line.Kenaikan total beban (tidak termasuk Penghasilan lainlain) yang relatif
moderat, yaitu sebesar 8,9% menjadi Rp 77,9 triliun menunjukkan bahwa Perseroan
mampu mengendalikan biaya dengan cukup baik. Adapun Laba Bersih meningkat tajam
sebesar 24,9% menjadi Rp 19,4 triliun.
Dalam hal kinerja operasional, Telkomsel tetap memimpin
pasar selular Indonesia dengan jumlah pelanggan sebesar 173,9 juta, naik 13,9%
dari tahun sebelumnya. Pelanggan mobile broadband mencapai 60,0 juta atau
tumbuh 37,1%. Bertambahnya pelanggan dan penggunaan mobile broadband tersebut meningkatkan
trafik data menjadi 958,7 Petabytes atau tumbuh 94,8%. Khusus untuk mobile
broadband 4G LTE, layanannya telah menjangkau 169 kota dan kabupaten di seluruh
Indonesia di akhir tahun 2016.
Pada awal tahun 2015 diluncurkanlah IndiHome,
suatu layanan triple play berbasis fiber optic dengan paket layanan yang
terdiri dari telepon rumah, internet berkecepatan tinggi dan IPTV. Pada akhir
tahun 2016 jumlah pelanggan IndiHome telah mencapai 1,6 juta hanya dalam kurun
waktu dua tahun setelah diluncurkan. Kami terus memperkaya layanan konten guna
memperkuat customer experience bagi pelanggan mobile maupun fixed. Untuk itu,
kami telah meningkatkan kepemilikan di PT Melon Indonesia menjadi 100% dari
sebelumnya 51%. PT Melon Indonesia memiliki lebih dari 5 juta
katalog lagu digital, baik lokal maupun mancanegara. Selain itu, kami melakukan
kerja sama dengan berbagai penyedia konten musik dan video streaming serta
games untuk menambah daya tarik layanan broadband, baik fixed maupun mobile.
Pada segmen Enterprise berhasil mencatat
bandwidth in service sebesar 2,524 Gbps atau sekitar 65% dari pangsa pasar
bandwidth enterprise di Indonesia. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari
fokus kami dalam memberikan layanan solusi ICT yang terintegrasi, mulai dari
broadband connectivity hingga berbagai managed services berupa enterprise dan
UKM ICT Solution bagi pelanggan korporat, lembaga-lembaga Pemerintah dan UKM.
Selama tahun 2016, Telkom mengeluarkan belanja modal (capital expenditure)
sebesar Rp 29,2 triliun atau sekitar 25% dari Pendapatan di tahun 2016. Belanja
modal ini terutama untuk memperkuat infrastruktur guna mengantisipasi
meningkatnya kebutuhan layanan broadband, baik segmen mobile maupun fixed yang
pertumbuhannya cukup pesat.
Telkomsel terus memperkuat jaringannya dari
sisi kapabilitas, coverage, kapasitas, maupun kualitas layanan.Sepanjang tahun
2016 Telkomsel telah membangun 25.744 BTS, sehingga pada akhir tahun Telkomsel
memiliki 129.033 BTS atau naik 24,9% dari tahun sebelumnya dan sekitar 61%
adalah BTS 3G/4G.Untuk mendukung layanan broadband, kami telah memiliki kurang
lebih 16,4 juta homes-passed, yang digunakan untuk mendukung pelanggan
IndiHome,migrasi pelanggan ke fiber optic non-IndiHome, layanan broadband
Enterprise, backhaul node-B BTS 3G/4G, Wi-Fi access point dan off-load, serta
untuk mendukung strategi leading supply bisnis digital Telkom.
Selain jaringan akses, kami juga terus
memperkuat jaringan backbone berbasis fiber optic dalam kota dan menghubungkan
berbagai wilayah di Indonesia. Di tahun 2016,Perseroan telah menyelesaikan
proyek Sulawesi,Maluku, Papua Cable System (SMPCS) untuk meningkatkan
pemerataan digital information and communication technologies (ICT) di Kawasan
Timur Indonesia. Untuk menjadikan Telkom sebagai international data hub, Perseroan
yang tergabung dalam suatu konsorsium bersama dengan sejumlah operator lain
telah menyelesaikan proyek kabel bawah laut Southeast Asia–Middle East–Western
Europe 5 (SEA-ME-WE 5) sepanjang kurang lebih 20.000 km yang menghubungkan
Indonesia (Dumai) dengan Timur Tengah dan Eropa Barat(Marseilles, Perancis). Dengan selesainya
jaringan SMPCS dan SEA-ME-WE 5 ini, hingga akhir tahun 2016 Perseroan telah
memiliki lebih dari 106.000 km jaringan backbone menggunakan fiber optic.
Bersama konsorsium lainnya, Telkom sedang menuntaskan
proyek pembangunan kabel bawah laut Southeast Asia–United States (SEA-US)
dengan panjang sekitar 15.000km,menghubungkan Indonesia (Manado) dengan Amerika
Serikat (Los Angeles).Proyek ini ditargetkan akan selesai pada paruh kedua
tahun 2017.Telkom juga telah memulai proyek Indonesia Global Gateway (IGG) yang
menghubungkan Dumai- Manado,sekaligus mengintegrasikan jaringan SEA-ME-WE 5 dan
SEA-US ke dalam jaringan backbone Telkom. Proyek ini diharapkan selesai pada
tahun 2018. Proyek penting lain yang kami selesaikan pada tahun 2016adalah
pembangunan data center berkelas dunia seluas 20.000 m2 di Jurong - Singapura
yang dioperasikan oleh entitas anak Perseroan, yaitu Telin Singapore. Data
center yang terdiri dari Tier-3 dan Tier-4 ini menyasar segmen korporasi
global. Hingga akhir 2016, total data center Telkom baik di domestik maupun
regional hampir mencapai 100.000 m2.
Kinerja keuangan dan
operasional Telkom yang sangat baik ini mendapatkan apresiasi dari para investor
pasar modal. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, harga saham Telkom
mencapai Rp3.980 per lembar saham atau tumbuh 28,2%, jauh lebih baik
dibandingkan dengan pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek
ndonesia (BEI) yang tumbuh sebesar 15,3%.Dengan harga saham tersebut,
kapitalisasi pasar Telkom mencapai Rp 401,2 triliun. Ini merupakan kapitalisasi
pasar tertinggi kedua dari seluruh perusahaan yang tercatat di BEI atau 7,0%
dari total kapitalisasi BEI. Sementara itu, diantara para operator telekomunikasi
di Asia Pasifik, pada akhir 2016, Telkom menempati peringkat ke-9 dalam hal kapitalisasi
pasar.
Struktur Organisasi
BalanceScoreCard
No
|
Strategi
utama
|
Inisiatif
Strategi
|
1
|
Program
Telkom Nusantara Super Highway
|
1.
Mengoptimalkan
layanan POTS dan memperkuat infrastruktur broadband
|
2
|
Meningkatkan
produktivitas dan melanjutkan proses efisiensi dan konsolidasi transformasi
Telkom
|
2. Mengkonsolidasikan dan mengembangkan
bisnis FWA serta mengelola portofolio nirkabel
3. Berinvestasi pada peluang bisnis
wholesale dan internasional yang strategis
4. Berinvestasi pada peluang bisnis
domestik yang strategis dengan mengoptimalkan penggunaan asset yang dimiliki
5. Mengintegrasikan NGN dan OBC
6. Menyelaraskan strukur bisnis dengan
pengelolaan portofolio
7. Melakukan transformasi budaya
perusahaan
|
3
|
Penciptaan
ekosistem inovasi
|
8. Mengintegrasikan solusi ekosistem
Telkom Group
9. Berinvestasi di layanan TI
10. Berinvestasi di bisnis media dan
edutainment
|
Tabel Hubungan Strategi utama dan inisiatif Strategi
telkom
Usulan Hubungan antara Inisiatif Strategi dan Strategy
Map Baru PT Telkom
Perspective
|
Strategic Objective
|
Measurement
|
financial
|
F1. Maximize
shareholder value
|
Return on Equity (ROE)
|
F2. Superiorposition
in stragic market segment
|
Market share
|
|
F3. Increase revenue
growth Telkom
|
Revenue consolidated
|
|
Revenue Unconsolidated
|
||
Revenue business IME
|
||
Revenue group business
KNS
|
||
Revenue group business
EWS
|
||
Revenue total unit
business
|
||
F4. Cost effectiveness
and asset productivity
|
Total asset turn over
(TATO)
|
|
Cost as percentage of
revenue
|
||
Customer
|
C1. Integrated
industry solution
|
Number of sale
services level agreement (SLA) made
|
Number of sale
services level guarentee (SLG) made
|
||
C2. Enduring
relationship
|
Customer satisfication
index and customer loyalitas index
|
|
C3. Compatitive price
|
Price relative to
compatitor
|
|
Business Partner
|
B1. To make partne
satisfied
|
Partnership Index (
Supplier,Dealer,Partner, and Analyst)
|
Internal Business Process
|
I1.Develop product and
services
|
Number of TI
introduction
|
Number of ME
introduction
|
||
Number of wholesale
introduction
|
||
I2. Operation and
customer management process
|
SOP compliance index
|
|
Precentage of
deployment CAPEX effectiveness
|
||
Preentage of business
initiatives effectiveness
|
||
I3. Enchance business
portofolio management
|
Synergy index
|
|
Transformation
program(Strategic initiatives index)
|
||
I4. Be good corporate
citizen
|
Corporate governance
perspectif index (CGPI)
|
|
Corporate risk index
|
||
PKBL turnover
|
||
Percentage of on-time
corporate report
|
||
Learning and Growth
|
L1. Attract and retain
the right people
|
Employee satisfaction
index (ESI)
|
L2. Enable the
strategy trough technology platforms
|
IT readiness index
|
|
L3. Built a customer
services and process oriented culture
|
Organization culture
index
|
IMPLEMENTASI STRATEGI
Pengertian Implementasi Strategi
Implementasi
Strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk
dapat menjalankan perencanaan strategis. Implementasi strategis merupakan
proses dimana beberapa strategi dan kebijakan diubah menjadi tindakan melalui
pengembangan program, anggaran dan prosedur. Walaupun implementasi biasanya
baru dipertimbangkan setelah strategi dirumuskan, akan tetapi implementasi
merupakan kunci suksesnya dari manajemen strategic. Perumusan strategi dan
implementasi strategi harus dilihat seperti dua sisi mata uang.
Implementasi Strategi: Mengorganisasikan Tindakan
1. Siapa
yang mengimplementasikan strategi?
Tergantung bagaimana
korporasi diorganisir, pihak yang terlibat dalam mengimplementasikan strategi
mungkin akan lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang merumuskan strategi.
Pada sebahagian besar perusahaan multi industri pelaksana strategi adalah
setiap orang yang ada dalam organisasi. Para wakil presiden bidang fungsional
dan direktur divisi atau unit bisnis strategis (SBU) bekerjasma dengan bawahan
mereka untuk mengimplementasikan seluruh rencana tersebut secara khusus,
terinci, dan dalam skala yang lebih kecil menurut pabrik, departemen, dan unit
yang mereka pimpin, sehingga setiap manajer operasional harus mampu mengawasi
lini pertama dan untuk mendukung hal tersebut, setiap karyawan dilibatkan dalam
berbagai proses implementasi strategi yang ada, baik pada tingkat korporasi,
unit bisnis, maupun fungsional.
Banyak orang dalam
organisasi yang memegang peranan penting dalam menentukan suksesnya
implementasi strategi, yang justru mungkin hanya lebih sedikit dilibatkan dalam
mengembangkan strategi perusahaan. Oleh karena itu, mereka cenderung akan
menolak untuk bekerja dan menyediakan data yang diperlukan dalam perumusan
proses kerja sebuah perencanaan strategis. Penolakan dan keengganan untuk
berpartisipasi akan makin terlihat apabila perubahan misi, tujuan, strategi dan
kebijakan-kebijakan penting perusahaan tidak dikomunikasikan dengan jelas dan
transparan kepada seluruh manajer operasional. Para manajer operasional
berharap dapat mempengaruhi manajemen puncak untuk meninggalkan perubahan baru
yang direncanakan dan mulai kembali dengan cara yang lama. Itulah sebabnya
untuk menghindari terjadinya kemungkinan buruk tersebut, sangat mungkin untuk
melibatkan manajer tingkat menengah dalam seluruh proses, baik dalam
proses perumusan maupun implementasinya untuk mencapai kinerja organisasi yang
lebih baik.
2. Apa
yang harus Dilakukan?
Para manajer divisi
dan wilayah fungsional harus bekerjasama dengan rekan manajer yang lainnya
dalam mengembangkan program, anggaran dan prosedur untuk mendukung implementasi
strategi. Mereka juga harus bekerja sama untuk mencapai sinergi diantara
berbagai divisi dan wilayah fungsional agar mampu menciptakan dan memelihara
kompetensi khusus perusahaan.
Dari hasil EFE Matrix,
yaitu 2.50, dan IFE Matrix, yaitu 2.4, maka Telkom berada pada kuadran V dari
IE Matrix. Posisi kuadran V artinya Telkom berada pada posisi hold and maintain
dengan dua opsi strategi yaitu: market penetration dan product development.
A. Mengembangkan
Program, Anggaran dan Prosedur
1. Program
Tujuan dari program adalah untuk membuat
tindakan-berorientasi pada strategi. Strategi yang diusulkan dengan
pendekatan ini adalah mengembangkan produk baru untuk selular yaitu koneksi
4G-LTE dan pengembangan jaringan fixed broadband dengan memperluas jaringan
fibre optic. Pengembangan yang lain adalah meningkatkan pemakaian.
2. Anggaran
Proses
anggaran dimulai setelah program dikembangkan. Perencanaan sebuah anggaran
merupakan pengecekkan akhir yang nyata dari sebuah korporasi terhadap kelayakan
strategi yang dipilihnya. Sebuah strategi yang ideal mungkin ditemukan menjadi
tidak praktis hanya setelah program-program implementasi khusus dibiayai secara
rinci.
3. Prosedur
Setelah
anggaran diprogram, divisional dan perusahaan disetujui, maka prosedur operasi
standar harus dikembangkan. Mereka merinci secara khusus berbagai aktivitas
yang harus dilaksanakan untuk menyempurnakan program-program korporasi.
Disamping itu, mereka harus diperbaharui untuk mewakili beberapa perubahan
teknologi seperti yang ada dalam strategi.
Bagaimana Strategi Diimplementasikan dan
Mengorganisasikan Tindakan?
Sebelum perencanaan dapat menunjukkan kinerja
secara actual, perusahaan harus diorganisir dengan baik, program harus
melibatkan staf dengan memadai, dan aktivitas harus diarahkan untuk mencapai
lingkup tujuan yang diinginkan. Beberapa perubahan dalam strategi perusahaan
nampaknya sangat memerlukan beberapa jenis perubahan dalam hal organisasi yang
disusun dan berbagai jenis keterampilan yang dibutuhkan pada beberapa posisi
yang khusus. Para manajer harus membahas dengan teliti cara penyusunan perusahaan
mereka agar dapat memutuskan perubahan-perubahan yang harus dibuat dalam
langkah kerja secara sempurna. Apakah aktivitas-aktivitas dikelompokkan secara
berbeda? Apakah autoritas untuk membuat keputusan kunci disentralisasikan pada
pimpinan pusat atau didesentralisasikan kepada manajer pada beberapa lokasi
yang berbeda? Apakah perusahaan akan dikelola seperti “Pengiriman ketat (tight
ship)” dengan beberapa aturan dan pengawasan atau dengan aturan dan kontrol
“yang longgar (loosy)”. Apakah korporasi akan diatur dalam sebuah
struktur “tinggi (tall)” dengan beberapa lapis manajer, masing-masing
memiliki batas pengawasan yang dekat (yaitu sedikit pekerja pada setiap
supervisor) untuk mengawasi dengan baik bawahannya, atau apakah perusahaan akan
diorganisir ke dalam struktur datar (flat) dengan lapis manajer yang
sedikit, dimana masing-masing memiliki batas kontrol yang luas (yaitu banyak
pekerja pada setiap supervisor) untuk memberikan lebih banyak kebebasan kepada
bawahannya ?.
Struktur Mengikuti Strategi
(structure follows strategy), yaitu
perubahan-perubahan strategi perusahaan menunjukkan perubahan-perubahan pada
struktur organisasi.
Tahap-Tahap
Pengembangan Perusahaan
Perusahaan-perusahaan
yang berhasil cenderung mengikuti suatu pola perkembangan structural ketika
mereka tumbuh dan berkembang. Pada permulaannya, dengan struktur perusahaan
yang berhubungan dengan usahawan (structure of entrepreneurial firm)
(dimana setiap orang melakukan sesuatu), mereka biasanya (jika mereka sukses)
memperoleh lebih besar dan mengatur lini fungsional pada departemen pemasaran,
produksi, dan keuangan. Dengan keberhasilan yang berkelanjutan, perusahaan
menambah lini produk baru pada industri yang berbeda dan mengatur sendiri
kedalam divisi-divisi yang berhubungan. Perbedaan diantara ketiga struktur
tahap pengembangan perusahaan meliputi bentuk masalah, tujuan, strategi, system
penghargaan, dan karakteristik lain.
Implementasi Strategi, Penataan Staf dan Pengarahan
1. Penataan Staf ( staffing )
Implementasi
strategis dan kebijakan baru sering membutuhkan prioritas-prioritas baru dalam
manajemen sumber daya manusia dan penggunaan yang berbeda atas sumber daya
manusia yang tersedia.
Jika
perusahaan akan mengimplementasikan strategi-strategi pertumbuhannya perusahaan
mungkin perlu merekrut orang baru untuk dipekerjakan dan dilatih.
Sebagai contoh, jika
sebuah perusahaan pemanufakturan memutuskan untuk melakukan integrasi ke hulu
dengan membuka gerai ecerannya sendiri, satu hal penting yang harus segera
dilakukan adalah kemampuan perusahaan untuk menentukan, mempekerjakan, dan
melatih para manajernya.
Akan tetapi, jika
perusahaan mengadopsi strategis perampingan, perusahaan mungkin perlu
memberhentikan sejumlah besar karyawannya
a) Penataan Staf Mengikuti Strategi
Sama seperti struktur,
kebutuhan penataan staf juga hampir dapat dipastikan mengikuti perubahan
strategi.
b) Perubahan dalam kebutuhan merekrut dan melatih
Setelah strategi baru
dirumuskan, berbagai jenis sumber daya manusia mungkin dibutuhkan untuk mengisi
posisi-posisi tertentu, atau karyawan yang ada sekarang mungkin perlu dilatih
kembali untuk dapat mengimplementasikan strategi baru.
Pelatihan dan
pengembangan adalah salah satu jalan untuk mengimplementasikan strategi bisnis
atau korporat suatu perusahan dan sangat penting dalam mengimplementasi
strategi diferensi yang menekankan kualitas atau layanan kepada pelanggan.
Pelatihan juga
penting dalam mengimplementasi sebuah strategi perampingan.
c) Menyesuaikan manajer dengan strategi
Beberapa ahli
menyatakan bahwa jenis “terbaik” atau sosok yang paling sesuai dari seorang
manajer umum (general manajer) yang dapat dengan efektif mengimplementasi
sebuah strategi baru unit bisnis atau perusahaan tergantung para arah strategis
yang di inginkan oleh perusahaan / unit bisnis tersebut. Perusahaan yang
memilih untuk mengambil strategi stabilitas mungkin membutukan CEO nya adalah
perencanaan laba yang hati-hati, yaitu orang yang memiliki gaya konservatif,
berlatar belakang produksi atau insinyur, persediaan dan prosedur. Prosedur
strandarisasi.
d) Seleksi dan pengembangan manajemen
Seleksi dan
pengembangan adalah hal yang sangat penting tidak hanya memastikan bahwa
perusahaan tlah merekrut orang-orang yang memiliki panduan keahlian dan
pengalaman yang tepat, tetapi juga membantu mereka berkembang dalam
pekerjaannya untuk juga membantu mereka berkembang dalam pekerjaannya untuk
mempersiapkan mereka pada promosi yang akan datang.
e) Mengidentifikasi kemampuan dan potensi
Perusahaan dapat
mengidentifikasi dan mempersiapkan orang-orangnya untuk posisi-posisi penting
dalam beberapa cara, salah satunya adalah dengan menetapkan system penilaian
kinerja yang baik untuk mengidentifikasi orang-orang yang berkinerja baik
dengan potensi promosi yang dimilikinya. Banyak perusahaan besar menggunakan
pusat penilaian (assessment center) untuk mengevaluasi kesesuaian seseorang
pada posisi-posisi yang lebih tinggi.
f) Berbagai masalah dalam pengurangan masalah
Downsizing (perampingan) merujuk pada eliminasi terencana posisi/ pekerjaan-pekerjaan
tertentu. Perusahaan-perusahaan pada umumya menggunakan pendekatan tersebut
dalam mengimplementasikan strategi pengurangan.
Berikut ini beberapa
pedoman dalam melakukan perampingan yang berhasil :
· Eliminasi pekerjaan-pekerjaan yang tidak perlu,
bukan melakukan pemotongan di berbagai bidang
· Kontrakkan keluar pekerjaan-pekerjaan yang pihak
lain mampu mengerjakannya dengan lebih murah.
· Rencanakan efisiensi jangka panjang.
· Komunikasikan alasan-alasan mengambil tindakan
perampingan.
· Melakukan investasi pada karyawan yang selamat dari
program perampingan.
· Kembangkan pekerjaan yang memiliki nilai tambah
untuk mengimbangi berkurangnya pekerjaan.
2. Pengarahan (Directing)
Implementasi juga
melibatkan pengarahan karyawan untuk menggunakan kemampuan dan keahlian mereka
pada tingkat yang paling efektif dan efisien untuk mencapai sasaran organisasi.
Untuk mengarahkan sebuah strategi baru dengan efektif, manajemen puncak harus
mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab dengan tepat pada para manajer
operasional.
Sasaran
dapat juga dicapai dengan cara yang lebih formal melalui perencanaan tindakan
atau melalui program-program tertentu seperti Management By Objective ( MBO ) dan
Total Quality Manajement ( TQM )
Management By
Objectives ( MBO ) merupakan pendekatan organisasi yang secara luas telah
digunakan untuk membantu diambilnya tindakan-tindakan yang bermanfaat dalam
mencapai sasaran yang diinginkan.
Proses MBO meliputi :
1. Menetapkan
dan mengkomunikasikan sasaran organisasional.
2. Menyusun
sasaran individual ( melalui interaksi karyawan-atasan ) yang akan membantu
implementasi sasaran organisasional.
3. Mengembangkan
sebuah rencana tindakan terhadap aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
4. Secara
periodic ( sedikitnya tiap triwulan ) menganalisa kinerja yang
berhubungan dengan sasaran yang telah ditetapkan dan termasuk didalamnya hasil
penilaian kinerja tahunan.
Salah satu manfaat
nyata dari MBO adalah MBO dapat mengurangi sejumlah besar proses politik
Internal dalam sebuah perusahaan besar.
Total
Quality Management ( TQM )
Total Quality
Management ( TQM ) adalah sebuah filosofi operasional yang menekankan komitmen
pada keputusan pelanggan dan peningkatan berkelanjutan. Menurut R.J.
Schanberger, pakar dalam manajemen operasi dan rekayasa produksi, adalah empat
tujuan dalam TQM :
1. Kualitas
produk dan jasa yang lebih baik dan sedikit variable,
2. Respon yang
lebih cepat dan sedikit variable dalam memproses kebutuhan pelanggan,
3. Fleksibilitas
yang lebih besar dalam penyesuaian terhadap perubahan kebutuhan pelanggan, dan
4. Biaya yang
lebih rendah melalui peningkatan kualitas dan eliminasi pekerjaan yang tidak
memiliki nilai tambah.
Karena TQM berusaha
mengurangi biaya serta meningkatkan kualitas, TQM dapat digunakan sebagai
program untuk mengimplementasi baik strategi, biaya rendah pada seluruh
tingkatan atau strategi bisnis diferensiasi.
Berdasarkan TQM,
proses yang salah adalah penyebab utama buruknya kualitas, bukan kurangnya
motivasi karyawan.
Berikut ini
elemen-elemen penting dalam TQM :
·
Fokus yang kuat terhadap keputusan pelanggan.
·
Pelanggan adalah internal dan eksternal.
·
Pengukuran yang akurat terhadap seluruh variable
kritis dalam operasi perusahaan.
·
Peningkatan berkelanjutan pada produk dan jasa.
·
Hubungan kerja yang baru didasarkan pada saling
percaya dan kerja tim.
EVALUASI STRATEGI
Pengetian Evaluasi
Evaluasi strategi adalah tahap akhir
dalam manajemen strategis. Para manajer sangat perlumengetahui kapan strategi
tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti usaha untuk
memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan
karena faktor-faktor eksteral dan internal selalu berubah.
Tiga macam aktivitas mendasar untuk
mengevaluasi strategi adalah :
1. Meninjau faktor-faktor eksternal dan
internal yang menjadi dasar strategi yang sekarang,
2. Mengukur prestasi,
3. Mengambil
tindakan korektif.Aktivitas perumusan startegi, implementasi dan evaluasi
terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi
atau unit bisnis strategis, dan fungsional.
Perusahaan bisnis multidivisional yang
biasanya besar, memiliki tiga level strategi :
1. Strategi korporasi
mengambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan
secara umum terhadap arah pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini
produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa.
2. Strategi bisnis atau
strategi bersaing, biasanya dikembangkan pada level divisi dan menekankan pada
perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa perusahaan dalam industri
khusus atau segmen pasar yang dialyani oleh divisi tersebut.
3. Strategi
fungsional menekankan terutama pada pemaksimalan sumber daya produktivitas.
Dalam batasan perusahaan dan strategi bisnis yang berada di sekitar mereka,
departemen fungsional mengembangkan strategi untuk mengumpulkan bersama-sama
berbagai aktivitas dan kompetensi mereka guna memperbaiki kinerja.
Hakekat Evaluasi Strategi
Proses manajemen strategis menghasilkan
keputusan yang dapat mempunyai konsekwensi yang signifikan dan jangka panjang.
Keputusan strategis yang salah dapat menimbulkan kerugian besar, yang akan
sulit sekali untuk memperbaikinya.
Oleh karena itu banyak perencana
strategi sepakat bahwa mengevaluasi strategi sangat penting untuk kehidupan
organisasi; evaluasi yang tepat waktu dapat memperingatkan manajemen akan
adanya masalah atau potensi masalah sebelum menjadi kritis.
Evaluasi strategi bisa merupakan proses yang
rumit dan sensitif. Terlalu banyak kegiatan mengevaluasi strategi dapat
menghabiskan biaya yang sangat mahal dan bisa jadi kontra produktif. Evaluasi
strategi penting untuk memastikan tujuan-tujuan strategi yang dapat ditetapkan
dapat tercapai.
Empat Kriteria dalam Evaluasi Strategi
Menurut Richard Rumelt (1980) :
1. Kesesuaian (consonance)
2. Keunggulan (advantage)
3. Konsistensi (consistency)
4. Kelayakan (feasibility)
Implementasi
Strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk
dapat menjalankan perencanaan strategis. Implementasi strategis merupakan
proses dimana beberapa strategi dan kebijakan diubah menjadi tindakan melalui
pengembangan program, anggaran dan prosedur. Walaupun implementasi biasanya
baru dipertimbangkan setelah strategi dirumuskan, akan tetapi implementasi
merupakan kunci suksesnya dari manajemen strategic. Perumusan strategi dan
implementasi strategi harus dilihat seperti dua sisi mata uang.
Implementasi Strategi: Mengorganisasikan Tindakan
1. Siapa
yang mengimplementasikan strategi?
Tergantung bagaimana
korporasi diorganisir, pihak yang terlibat dalam mengimplementasikan strategi
mungkin akan lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang merumuskan strategi.
Pada sebahagian besar perusahaan multi industri pelaksana strategi adalah
setiap orang yang ada dalam organisasi. Para wakil presiden bidang fungsional
dan direktur divisi atau unit bisnis strategis (SBU) bekerjasma dengan bawahan
mereka untuk mengimplementasikan seluruh rencana tersebut secara khusus,
terinci, dan dalam skala yang lebih kecil menurut pabrik, departemen, dan unit
yang mereka pimpin, sehingga setiap manajer operasional harus mampu mengawasi
lini pertama dan untuk mendukung hal tersebut, setiap karyawan dilibatkan dalam
berbagai proses implementasi strategi yang ada, baik pada tingkat korporasi,
unit bisnis, maupun fungsional.
Banyak orang dalam
organisasi yang memegang peranan penting dalam menentukan suksesnya
implementasi strategi, yang justru mungkin hanya lebih sedikit dilibatkan dalam
mengembangkan strategi perusahaan. Oleh karena itu, mereka cenderung akan
menolak untuk bekerja dan menyediakan data yang diperlukan dalam perumusan
proses kerja sebuah perencanaan strategis. Penolakan dan keengganan untuk
berpartisipasi akan makin terlihat apabila perubahan misi, tujuan, strategi dan
kebijakan-kebijakan penting perusahaan tidak dikomunikasikan dengan jelas dan
transparan kepada seluruh manajer operasional. Para manajer operasional
berharap dapat mempengaruhi manajemen puncak untuk meninggalkan perubahan baru
yang direncanakan dan mulai kembali dengan cara yang lama. Itulah sebabnya
untuk menghindari terjadinya kemungkinan buruk tersebut, sangat mungkin untuk
melibatkan manajer tingkat menengah dalam seluruh proses, baik dalam
proses perumusan maupun implementasinya untuk mencapai kinerja organisasi yang
lebih baik.
2. Apa
yang harus Dilakukan?
Para manajer divisi
dan wilayah fungsional harus bekerjasama dengan rekan manajer yang lainnya
dalam mengembangkan program, anggaran dan prosedur untuk mendukung implementasi
strategi. Mereka juga harus bekerja sama untuk mencapai sinergi diantara
berbagai divisi dan wilayah fungsional agar mampu menciptakan dan memelihara
kompetensi khusus perusahaan.
Dari hasil EFE Matrix, yaitu 2.50, dan IFE Matrix, yaitu 2.4, maka Telkom berada pada kuadran V dari IE Matrix. Posisi kuadran V artinya Telkom berada pada posisi hold and maintain dengan dua opsi strategi yaitu: market penetration dan product development.
A. Mengembangkan Program, Anggaran dan Prosedur
Dari hasil EFE Matrix, yaitu 2.50, dan IFE Matrix, yaitu 2.4, maka Telkom berada pada kuadran V dari IE Matrix. Posisi kuadran V artinya Telkom berada pada posisi hold and maintain dengan dua opsi strategi yaitu: market penetration dan product development.
A. Mengembangkan Program, Anggaran dan Prosedur
1. Program
Tujuan dari program adalah untuk membuat
tindakan-berorientasi pada strategi. Strategi yang diusulkan dengan
pendekatan ini adalah mengembangkan produk baru untuk selular yaitu koneksi
4G-LTE dan pengembangan jaringan fixed broadband dengan memperluas jaringan
fibre optic. Pengembangan yang lain adalah meningkatkan pemakaian.
2. Anggaran
Proses
anggaran dimulai setelah program dikembangkan. Perencanaan sebuah anggaran
merupakan pengecekkan akhir yang nyata dari sebuah korporasi terhadap kelayakan
strategi yang dipilihnya. Sebuah strategi yang ideal mungkin ditemukan menjadi
tidak praktis hanya setelah program-program implementasi khusus dibiayai secara
rinci.
3. Prosedur
Setelah
anggaran diprogram, divisional dan perusahaan disetujui, maka prosedur operasi
standar harus dikembangkan. Mereka merinci secara khusus berbagai aktivitas
yang harus dilaksanakan untuk menyempurnakan program-program korporasi.
Disamping itu, mereka harus diperbaharui untuk mewakili beberapa perubahan
teknologi seperti yang ada dalam strategi.
Bagaimana Strategi Diimplementasikan dan
Mengorganisasikan Tindakan?
Sebelum perencanaan dapat menunjukkan kinerja secara actual, perusahaan harus diorganisir dengan baik, program harus melibatkan staf dengan memadai, dan aktivitas harus diarahkan untuk mencapai lingkup tujuan yang diinginkan. Beberapa perubahan dalam strategi perusahaan nampaknya sangat memerlukan beberapa jenis perubahan dalam hal organisasi yang disusun dan berbagai jenis keterampilan yang dibutuhkan pada beberapa posisi yang khusus. Para manajer harus membahas dengan teliti cara penyusunan perusahaan mereka agar dapat memutuskan perubahan-perubahan yang harus dibuat dalam langkah kerja secara sempurna. Apakah aktivitas-aktivitas dikelompokkan secara berbeda? Apakah autoritas untuk membuat keputusan kunci disentralisasikan pada pimpinan pusat atau didesentralisasikan kepada manajer pada beberapa lokasi yang berbeda? Apakah perusahaan akan dikelola seperti “Pengiriman ketat (tight ship)” dengan beberapa aturan dan pengawasan atau dengan aturan dan kontrol “yang longgar (loosy)”. Apakah korporasi akan diatur dalam sebuah struktur “tinggi (tall)” dengan beberapa lapis manajer, masing-masing memiliki batas pengawasan yang dekat (yaitu sedikit pekerja pada setiap supervisor) untuk mengawasi dengan baik bawahannya, atau apakah perusahaan akan diorganisir ke dalam struktur datar (flat) dengan lapis manajer yang sedikit, dimana masing-masing memiliki batas kontrol yang luas (yaitu banyak pekerja pada setiap supervisor) untuk memberikan lebih banyak kebebasan kepada bawahannya ?.
Struktur Mengikuti Strategi
(structure follows strategy), yaitu perubahan-perubahan strategi perusahaan menunjukkan perubahan-perubahan pada struktur organisasi.
Implementasi Strategi, Penataan Staf dan Pengarahan
1. Penataan Staf ( staffing )
Sebelum perencanaan dapat menunjukkan kinerja secara actual, perusahaan harus diorganisir dengan baik, program harus melibatkan staf dengan memadai, dan aktivitas harus diarahkan untuk mencapai lingkup tujuan yang diinginkan. Beberapa perubahan dalam strategi perusahaan nampaknya sangat memerlukan beberapa jenis perubahan dalam hal organisasi yang disusun dan berbagai jenis keterampilan yang dibutuhkan pada beberapa posisi yang khusus. Para manajer harus membahas dengan teliti cara penyusunan perusahaan mereka agar dapat memutuskan perubahan-perubahan yang harus dibuat dalam langkah kerja secara sempurna. Apakah aktivitas-aktivitas dikelompokkan secara berbeda? Apakah autoritas untuk membuat keputusan kunci disentralisasikan pada pimpinan pusat atau didesentralisasikan kepada manajer pada beberapa lokasi yang berbeda? Apakah perusahaan akan dikelola seperti “Pengiriman ketat (tight ship)” dengan beberapa aturan dan pengawasan atau dengan aturan dan kontrol “yang longgar (loosy)”. Apakah korporasi akan diatur dalam sebuah struktur “tinggi (tall)” dengan beberapa lapis manajer, masing-masing memiliki batas pengawasan yang dekat (yaitu sedikit pekerja pada setiap supervisor) untuk mengawasi dengan baik bawahannya, atau apakah perusahaan akan diorganisir ke dalam struktur datar (flat) dengan lapis manajer yang sedikit, dimana masing-masing memiliki batas kontrol yang luas (yaitu banyak pekerja pada setiap supervisor) untuk memberikan lebih banyak kebebasan kepada bawahannya ?.
Struktur Mengikuti Strategi
(structure follows strategy), yaitu perubahan-perubahan strategi perusahaan menunjukkan perubahan-perubahan pada struktur organisasi.
Tahap-Tahap
Pengembangan Perusahaan
Perusahaan-perusahaan
yang berhasil cenderung mengikuti suatu pola perkembangan structural ketika
mereka tumbuh dan berkembang. Pada permulaannya, dengan struktur perusahaan
yang berhubungan dengan usahawan (structure of entrepreneurial firm)
(dimana setiap orang melakukan sesuatu), mereka biasanya (jika mereka sukses)
memperoleh lebih besar dan mengatur lini fungsional pada departemen pemasaran,
produksi, dan keuangan. Dengan keberhasilan yang berkelanjutan, perusahaan
menambah lini produk baru pada industri yang berbeda dan mengatur sendiri
kedalam divisi-divisi yang berhubungan. Perbedaan diantara ketiga struktur
tahap pengembangan perusahaan meliputi bentuk masalah, tujuan, strategi, system
penghargaan, dan karakteristik lain. Implementasi Strategi, Penataan Staf dan Pengarahan
1. Penataan Staf ( staffing )
Implementasi
strategis dan kebijakan baru sering membutuhkan prioritas-prioritas baru dalam
manajemen sumber daya manusia dan penggunaan yang berbeda atas sumber daya
manusia yang tersedia.
Jika
perusahaan akan mengimplementasikan strategi-strategi pertumbuhannya perusahaan
mungkin perlu merekrut orang baru untuk dipekerjakan dan dilatih.
Sebagai contoh, jika
sebuah perusahaan pemanufakturan memutuskan untuk melakukan integrasi ke hulu
dengan membuka gerai ecerannya sendiri, satu hal penting yang harus segera
dilakukan adalah kemampuan perusahaan untuk menentukan, mempekerjakan, dan
melatih para manajernya.
Akan tetapi, jika
perusahaan mengadopsi strategis perampingan, perusahaan mungkin perlu
memberhentikan sejumlah besar karyawannya
a) Penataan Staf Mengikuti Strategi
Sama seperti struktur,
kebutuhan penataan staf juga hampir dapat dipastikan mengikuti perubahan
strategi.
b) Perubahan dalam kebutuhan merekrut dan melatih
Setelah strategi baru
dirumuskan, berbagai jenis sumber daya manusia mungkin dibutuhkan untuk mengisi
posisi-posisi tertentu, atau karyawan yang ada sekarang mungkin perlu dilatih
kembali untuk dapat mengimplementasikan strategi baru.
Pelatihan dan
pengembangan adalah salah satu jalan untuk mengimplementasikan strategi bisnis
atau korporat suatu perusahan dan sangat penting dalam mengimplementasi
strategi diferensi yang menekankan kualitas atau layanan kepada pelanggan.
Pelatihan juga
penting dalam mengimplementasi sebuah strategi perampingan.
c) Menyesuaikan manajer dengan strategi
Beberapa ahli
menyatakan bahwa jenis “terbaik” atau sosok yang paling sesuai dari seorang
manajer umum (general manajer) yang dapat dengan efektif mengimplementasi
sebuah strategi baru unit bisnis atau perusahaan tergantung para arah strategis
yang di inginkan oleh perusahaan / unit bisnis tersebut. Perusahaan yang
memilih untuk mengambil strategi stabilitas mungkin membutukan CEO nya adalah
perencanaan laba yang hati-hati, yaitu orang yang memiliki gaya konservatif,
berlatar belakang produksi atau insinyur, persediaan dan prosedur. Prosedur
strandarisasi.
d) Seleksi dan pengembangan manajemen
Seleksi dan
pengembangan adalah hal yang sangat penting tidak hanya memastikan bahwa
perusahaan tlah merekrut orang-orang yang memiliki panduan keahlian dan
pengalaman yang tepat, tetapi juga membantu mereka berkembang dalam
pekerjaannya untuk juga membantu mereka berkembang dalam pekerjaannya untuk
mempersiapkan mereka pada promosi yang akan datang.
e) Mengidentifikasi kemampuan dan potensi
Perusahaan dapat
mengidentifikasi dan mempersiapkan orang-orangnya untuk posisi-posisi penting
dalam beberapa cara, salah satunya adalah dengan menetapkan system penilaian
kinerja yang baik untuk mengidentifikasi orang-orang yang berkinerja baik
dengan potensi promosi yang dimilikinya. Banyak perusahaan besar menggunakan
pusat penilaian (assessment center) untuk mengevaluasi kesesuaian seseorang
pada posisi-posisi yang lebih tinggi.
f) Berbagai masalah dalam pengurangan masalah
Downsizing (perampingan) merujuk pada eliminasi terencana posisi/ pekerjaan-pekerjaan
tertentu. Perusahaan-perusahaan pada umumya menggunakan pendekatan tersebut
dalam mengimplementasikan strategi pengurangan.
Berikut ini beberapa
pedoman dalam melakukan perampingan yang berhasil :
· Eliminasi pekerjaan-pekerjaan yang tidak perlu,
bukan melakukan pemotongan di berbagai bidang
· Kontrakkan keluar pekerjaan-pekerjaan yang pihak
lain mampu mengerjakannya dengan lebih murah.
· Rencanakan efisiensi jangka panjang.
· Komunikasikan alasan-alasan mengambil tindakan
perampingan.
· Melakukan investasi pada karyawan yang selamat dari
program perampingan.
· Kembangkan pekerjaan yang memiliki nilai tambah
untuk mengimbangi berkurangnya pekerjaan.
2. Pengarahan (Directing)
EVALUASI STRATEGI
Pengetian Evaluasi
Empat Kriteria dalam Evaluasi Strategi
2. Keunggulan (advantage)
3. Konsistensi (consistency)
4. Kelayakan (feasibility)
Implementasi juga
melibatkan pengarahan karyawan untuk menggunakan kemampuan dan keahlian mereka
pada tingkat yang paling efektif dan efisien untuk mencapai sasaran organisasi.
Untuk mengarahkan sebuah strategi baru dengan efektif, manajemen puncak harus
mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab dengan tepat pada para manajer
operasional.
Sasaran
dapat juga dicapai dengan cara yang lebih formal melalui perencanaan tindakan
atau melalui program-program tertentu seperti Management By Objective ( MBO ) dan
Total Quality Manajement ( TQM )
Management By
Objectives ( MBO ) merupakan pendekatan organisasi yang secara luas telah
digunakan untuk membantu diambilnya tindakan-tindakan yang bermanfaat dalam
mencapai sasaran yang diinginkan.
Proses MBO meliputi :
1. Menetapkan
dan mengkomunikasikan sasaran organisasional.
2. Menyusun
sasaran individual ( melalui interaksi karyawan-atasan ) yang akan membantu
implementasi sasaran organisasional.
3. Mengembangkan
sebuah rencana tindakan terhadap aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
4. Secara
periodic ( sedikitnya tiap triwulan ) menganalisa kinerja yang
berhubungan dengan sasaran yang telah ditetapkan dan termasuk didalamnya hasil
penilaian kinerja tahunan.
Salah satu manfaat
nyata dari MBO adalah MBO dapat mengurangi sejumlah besar proses politik
Internal dalam sebuah perusahaan besar.
Total
Quality Management ( TQM )
Total Quality
Management ( TQM ) adalah sebuah filosofi operasional yang menekankan komitmen
pada keputusan pelanggan dan peningkatan berkelanjutan. Menurut R.J.
Schanberger, pakar dalam manajemen operasi dan rekayasa produksi, adalah empat
tujuan dalam TQM :
1. Kualitas
produk dan jasa yang lebih baik dan sedikit variable,
2. Respon yang
lebih cepat dan sedikit variable dalam memproses kebutuhan pelanggan,
3. Fleksibilitas
yang lebih besar dalam penyesuaian terhadap perubahan kebutuhan pelanggan, dan
4. Biaya yang
lebih rendah melalui peningkatan kualitas dan eliminasi pekerjaan yang tidak
memiliki nilai tambah.
Karena TQM berusaha
mengurangi biaya serta meningkatkan kualitas, TQM dapat digunakan sebagai
program untuk mengimplementasi baik strategi, biaya rendah pada seluruh
tingkatan atau strategi bisnis diferensiasi.
Berdasarkan TQM,
proses yang salah adalah penyebab utama buruknya kualitas, bukan kurangnya
motivasi karyawan.
Berikut ini
elemen-elemen penting dalam TQM :
·
Fokus yang kuat terhadap keputusan pelanggan.
·
Pelanggan adalah internal dan eksternal.
·
Pengukuran yang akurat terhadap seluruh variable
kritis dalam operasi perusahaan.
·
Peningkatan berkelanjutan pada produk dan jasa.
·
Hubungan kerja yang baru didasarkan pada saling
percaya dan kerja tim.
Pengetian Evaluasi
Evaluasi strategi adalah tahap akhir
dalam manajemen strategis. Para manajer sangat perlumengetahui kapan strategi
tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti usaha untuk
memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan
karena faktor-faktor eksteral dan internal selalu berubah.
Tiga macam aktivitas mendasar untuk
mengevaluasi strategi adalah :
1. Meninjau faktor-faktor eksternal dan
internal yang menjadi dasar strategi yang sekarang,
2. Mengukur prestasi,
3. Mengambil
tindakan korektif.Aktivitas perumusan startegi, implementasi dan evaluasi
terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi
atau unit bisnis strategis, dan fungsional.
Perusahaan bisnis multidivisional yang
biasanya besar, memiliki tiga level strategi :
1. Strategi korporasi
mengambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan
secara umum terhadap arah pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini
produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa.
2. Strategi bisnis atau
strategi bersaing, biasanya dikembangkan pada level divisi dan menekankan pada
perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa perusahaan dalam industri
khusus atau segmen pasar yang dialyani oleh divisi tersebut.
3. Strategi
fungsional menekankan terutama pada pemaksimalan sumber daya produktivitas.
Dalam batasan perusahaan dan strategi bisnis yang berada di sekitar mereka,
departemen fungsional mengembangkan strategi untuk mengumpulkan bersama-sama
berbagai aktivitas dan kompetensi mereka guna memperbaiki kinerja.
Hakekat Evaluasi Strategi
Proses manajemen strategis menghasilkan
keputusan yang dapat mempunyai konsekwensi yang signifikan dan jangka panjang.
Keputusan strategis yang salah dapat menimbulkan kerugian besar, yang akan
sulit sekali untuk memperbaikinya.
Oleh karena itu banyak perencana
strategi sepakat bahwa mengevaluasi strategi sangat penting untuk kehidupan
organisasi; evaluasi yang tepat waktu dapat memperingatkan manajemen akan
adanya masalah atau potensi masalah sebelum menjadi kritis.
Evaluasi strategi bisa merupakan proses yang
rumit dan sensitif. Terlalu banyak kegiatan mengevaluasi strategi dapat
menghabiskan biaya yang sangat mahal dan bisa jadi kontra produktif. Evaluasi
strategi penting untuk memastikan tujuan-tujuan strategi yang dapat ditetapkan
dapat tercapai.
Empat Kriteria dalam Evaluasi Strategi
Menurut Richard Rumelt (1980) :
1. Kesesuaian (consonance)2. Keunggulan (advantage)
3. Konsistensi (consistency)
4. Kelayakan (feasibility)
wah ini membantu perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasional, memperkenalkan inovasi dalam bisnis, dan juga membangun sumber-sumber informasi strategis.
ReplyDeleteterimakasih infonya, ini membantu perusahaan Pt Telkom Indonesia dalam melakukan strategi kedepannya
ReplyDeleteNah berguna banget nih isi blog nya, bisa ngebantu kemajuan PT Telkom Indonesia
ReplyDeleteTerimakasih atas infonya, dengan adanya analisis strategi ini dapat dengan mudah mengetahui posisi perusahaan dalam persaingan, sehingga perusahaan dapat menentukan rencana seperti apa yang perlu diterapkan untuk menjadi unggul
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTerimakasih atas informasinya, sangat berguna sekali nih.
ReplyDeletesangat berguna. terimakasihhh
ReplyDeleteAnalisisnya sangat bagus sekali untuk rencana perusahaan telkom indonesia, semoga nantinya dapat diterapkan
ReplyDeleteTerima kasih informasinya, sangat bermanfaat untuk pembaca
ReplyDeleteAnalisis yang sangat bermanfaat, dapat berguna untuk perusahaan sebagai acuan memperkuat bisnis
ReplyDeleteAnalisis sudah lengkap dan pembahasannya sudah komprehensif, sehingga akan membantu PT Telkom dalam mengevaluasi kinerjanya agar semakin lebih baik
ReplyDeleteAnalisis baik dari perencanaan, implementasi dan evaluasi. Saya kira baik untuk diterapkan di perusahaan yg bersangkutan
ReplyDeleteThanks gan infonya.. bisa buat bahan kuliah
ReplyDeleteanalisis yang diberikan sangat lengkap bisa menjadi bahan untuk perencanaan perusahaan tersebut👍🏻
ReplyDeletewah tararengkyu banget atas infony gan.. mayan bisa dipake buat bahan kuliah nih hehe..
ReplyDeleteInfonya sangat bermanfaat ,terimakasih
ReplyDeleteInformasi yang sangat bermanfaat semoga dapat membantu perusahaan yang bersangkut dan menjadi bahan referensi perkuliahan
ReplyDeleteterima kasih infonya sangat bermanfaat untuk referensi perkuliahan
ReplyDeleteMantaab! terima kasih atas analisis nya.
ReplyDelete